HAPPY INDEPENDENCE DAY

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA KE-65


SELAMAT BERPUASA RAMADHAN

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 

MOHON MAAF LAHIR BATHIN 

Semoga Puasa Ramadhan Mampu Membentuk Kita Jadi Pribadi Yang Lebih Baik


LETS TALK ABOUT FASHION & FASHION PHOTO MODELS

Fashion seringkali terlihat sebagai dunia glamor bertabur keindahan dan sensasi kemewahan diikuti gelontoran uang multi juta. Ya, fashion seringkali hanya nampak dalam kulit nya yg indah gemerlapan dan mahal. So lets talk about FASHION. This article is about how i seen fashion through my eyes and my heart.

Mungkin buat yang belum mengalami atau melihat dengan mata kepala sendiri, dunia fashion terkesan sebagai hura-hura yang mampu memutar uang milyaran rupiah dan dollar. Seorang teman, pernah berkata dengan nada agak takjub, "Cuma berdiri difoto gaya dikit gitu aja, bayaran nya bisa jutaan ya!" Yang dimaksud sang teman adalah tentang pekerjaan photo model yang memang terkesan gampang dan sangat amat menghasilkan. Tapi di balik itu semua, mungkin orang tak tahu, photo model fashion, tidak melulu tentang boneka bergaya yang dibayar untuk foto.

Photo model fashion bahkan tidak hanya tentang kecantikan fisik, bahkan kadang beberapa dikatakan unique, yang notabene agak jauh dari kesan cantik untuk standar awam Indonesia. Model-model inijuga tentang good personality, body language, and how to sell product in artsy way of photograph. Photo model juga bukan tentang kulit putih mulus, rambut panjang lurus, dan hidung mancung. Memang tubuh harus proporsional, dengan berat dan tinggi badan yang extra diperhatikan. Tapi semua itu bukan demi look model nya sendiri, tapi justru demi pakaian dan fashion item nya agar dipresentasikan lebih bagus di tubuh sang model.

Kopi dan Teh, Teh dan Kopi


Kopi dan Teh
Tanpa kita sadari dua jenis tanaman yang berakhir dalam cangkir kita masing-masing itu sering kali bersaing.. Ya, bersaing. Mereka memperebutkan cangkir kita tiap pagi. Bagai piala bergilir dalam kompetisi yang terus diperebutkan, mereka melakukan apa pun untuk gelar terhormat sebagai teman paling awal bagi kita tiap pagi.

Kopi dan Teh, atau harus kita sebut Teh dan Kopi, agar berimbang. Tak melulu yang disebut pertama adalah Sang Juara kan? Tapi siapa tahu, tiap malam dari lemari dapur mereka berdebat untuk itu. Kita tak pernah tahu, seberapa jauh kompetisi mereka. Seperti Kucing yang tinggal di pasar dengan banyak Tikus berkeliaran tiap hari atau seperti Singa di savana kering yang ditinggal penghuninya bermigrasi mencari rumput hijau.

Teh dan Kopi
Mereka sama-sama bukan penghuni asli dapur kita.Mereka berasal dari koloni nun jauh di sana. Di mana mereka tumbuh dalam sukunya. Masing-masing berbaris rapi dalam lajur-lajur tanah subur. Mereka dipuja oleh para pengolah tanah, para pemetik, namun dihina oleh para pengepul dengan harga murah.
Mereka Teh dan Kopi, begitulah adanya.

Kopi dan Teh
Mereka berjuang panjang, lebih panjang dari hidup mereka di gunung dan hutan. Mereka harus rela dipisahkan dari keluarga mereka, dicerabut, kadang paksa, kadang lembut. Mereka dijejalkan dalam keranjang, dalam zak seperti barang tak berharga. Ditumpuk, ditimbun, pengap, sempit.
Belum, belum berhenti sampai di sana penderitaan mereka. Kopi dan teh masih harus disengat matahari, dipanggang bara api, lalu yang paling parah, mereka dikoyak.

Teh dan Kopi
Belum selesai sampai di sana, mereka masih harus berkompetisi berebut pagi kita. Merebut tahka dalam cangkir putih mungil. Berebut siraman air panas pertama, adukan demi adukan dengan bubuhan gula, dan akhirnya mengalir melewati bulir-bulir papil pengecap di lidah kita lalu menggelontor dalam kerongkongan kita.

Kopi dan Teh 
Tak pernah bisa berdamai. Sejarah tak mencatat keintiman mereka. Tak seperti sang Susu yang selalu sanggup beraliansi dengan apapun, tak seperti Si Cokelat yang sanggup berduet. Kopi dan Teh memang ditakdirkan bersaing, berebut pagi kita, hingga tak ada lagi matahari bersinar setelah subuh terjaga