"satu-satu aku sayang ibu.. dua-dua aku sayang ayah.. .."
Ingat penggalan lirik lagu anak-anak di atas?
Ya, rasanya tak berlebihan berulang kali menyebut "Aku sayang" terhadap Ibu, Mama, Mami, Nyokap, Emak, atau apapun sebutan kita terhadap orang yang telah melahirkan kita.Bahkan dengan mengucap kata-kata itu tiap menit bak merapal mantera pun tampak nya masih kurang, untuk mengungkapkan kecintaan kita terhadap Ibu.
Ibu saya (saya memanggilnya ibu', lengkap dengan akhiran 'k' di akhir huruf u), adalah orang yang hebat. Beliau Ibu yg bekerja tapi mampu mengurus anak-anak nya dengan baik. Kami (saya dan 2 adik laki-laki saya) semua nya tumbuh dengan perhatian, pendidikan, dan rasa sayang yang lebih dari cukup.
Masih ingat waktu kecil, berkat ibu saya yang juga seorang guru, saya sudah bisa baca tulis sebelum masuk TK. Masa remaja pun saya lewati dengan penuh kebebasan, mulai dari bebas berteman dengan siapa saja, menentukan sekolah sendiri, sebebas nya memilih ektrakurikuler di sekolah, dan apapun.
Ibu saya hebat. Bangun pagi-pagi dan selalu menyiapkan sarapan buat kami sekeluarga. Padahal beliau harus juga berangkat sebelum jam 7 pagi karena profesinya sebagai seorang guru.
Ibu saya penuh pengertian dan toleransi. Beliaulah yang mengajarkan pada kami anak-anak nya tentang berpikiran terbuka, peka terhadap lingkungan sekitar, dan tak pernah membeda-bedakan seseorang karena ajaran agamanya. Ya, Ibu saya yang muslim dan menempuh pendidikan Kristen waktu kuliah, saya jadikan contoh bagaimana harus bertoleransi.
Ibu saya juara. Bahkan sampai sekarang. Dan saya bersyukur punya Ibu yang hebat seperti beliau.
Di Hari Ibu kali ini, kebetulan sekali saya bisa bertemu Ibu dan Bapak yang kebetulan sedang berlibur di tempat Nenek. Senang, walaupun hadiah batik buat Ibu belum sempat dibeli :)
Happy Mothers Day!Selamat Hari Ibu!
dedicated to my Mom, Sri Junarti, S.Pd